Kayu Ulin atau kayu besi berasal dari suatu jenis pohon
Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang
merupakan flora endemik Kalimantan, mungkin adalah sebuah harmoni alam apabila
di bumi Kalimantan ini pohon ini banyak ditemukan. Karena pohon Ulin yang ditemukan di hutan-hutan tanah kering
perbukitan Kalimantan banyak memberikan manfaat bagi masyarakat yang tinggal
di wilayah-wilayah di sekitar sungai, rawa-rawa ataupun bagian hilir sungai
yang berdekatan dengan muara.
Karena sifat fisik kayu Ulin yang unggul seperti keras/kuat, tahan air serta tahan rayap menjadikannya sangat cocok untuk konstruksi di wilayah berair. Manfaat utama dari sosok pohon Ulin adalah pemanfaatan kayunya untuk berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan konstruksi (rumah, jembatan) ataupun alat transportasi air. Keawetan kayu Ulin ini sebagai bahan konstruksi bangunan sudah tidak diragukan lagi, kayu Ulin ini mampu bertahan hingga ratusan tahun tanpa mengalami kerusakan yang berarti.
Yang paling menonjol dalam pemanfaatan kayu Ulin dalam
keseharian urang Banjar adalah digunakannya kayu Ulin sebagai bahan konstruksi
utama pembuatan rumah tinggal ataupun bangunan. Ciri utama dari konstruksi
rumah Banjar adalah bentuk rumah panggung, konstruksi rumah panggung ini tak
lepas dari kondisi geografis dan histori pemukiman urang Banjar yang umumnya
berada di tepian sungai yang notabene sering digenangi air. Dan sebagai bahan
konstruksi yang paling pas untuk rumah panggung di daerah yang sering digenangi
air adalah kayu Ulin, utamanya sebagai bahan konstruksi pondasi rumah berupa
tiang-tiang pancang, lantai serta atap rumah yang berupa sirap Ulin. Hampir
semua konstruksi bangunan di Kalimantan Selatan sebelum era tahun 90 an masih
menggunakan kayu Ulin sebagai bahan dasarnya. Karena sifatnya yang tahan air
maka kayu Ulin ini juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi air sejak jaman
dahulu hingga kini oleh masyarakat Banjar, seperti sampan (jukung) ataupun
kapal-kapal sungai (bus air).
Beberapa tempat hingga saat ini masih menggunakan nama Ulin sebagai rujukan karena awal mulanya tempat-tempat tersebut menggunakan kayu Ulin sebagai bahan utama bangunan fisiknya seperti; rumah sakit Ulin (kini RSUD Ulin) yang merupakan rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan konon dahulunya merupakan rumah sakit yang seluruhnya dibangun menggunakan bahan kayu Ulin, ataupun landasan Ulin (kini Bandara Samsudin Noor) dulu dibangun oleh balatentara Belanda, karena sifat fisik tanah yang labil maka balatentara Belanda membuat landasan pacu pesawat yang diperkuat dengan balok-balok kayu Ulin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar